3 Jul 2024

Jerawat: Penyebab dan Penanganannya


Jerawat adalah masalah umum, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda. Meskipun sering mengganggu, jerawat dapat diatasi secara efektif dengan langkah-langkah yang tepat.

    Penyebab Jerawat

    Jerawat terbentuk ketika folikel rambut tersumbat oleh sebum (atau minyak alami kulit) dan sel-sel kulit mati. Beberapa faktor utama yang memicu jerawat antara lain:

    Produksi Sebum Berlebihan: Kelenjar minyak (sebaceous glands) yang terlalu aktif dapat menghasilkan sebum dalam jumlah berlebih, yang dapat menyumbat pori-pori kulit.

    Perubahan Hormonal: Peningkatan hormon pada remaja atau kondisi seperti kehamilan, menstruasi atau stress, dapat merangsang produksi sebum.

    Bakteri: Bakteri Propionibacterium acnes dapat menginfeksi folikel yang tersumbat, sehingga menyebabkan peradangan dan jerawat.

    Faktor Genetik: Riwayat keluarga dengan jerawat dapat meningkatkan risiko seseorang terkena jerawat.

    Hormon Pencetus Jerawat

    Hormon Androgen: Hormon ini adalah hormon pria, yang juga ada dalam jumlah kecil pada wanita. Termasuk di dalamnya adalah testosteron. Selama masa pubertas, produksi hormon androgen meningkat. Hormon androgen, terutama testosteron, merangsang kelenjar minyak (sebaceous glands) sehingga menghasilkan lebih banyak sebum (minyak). Peningkatan sebum dapat menyumbat pori-pori kulit dan menjadi tempat yang baik untuk perkembangan bakteri, sehingga menyebabkan peradangan dan jerawat.

    Hormon Estrogen: Hormon estrogen sebenarnya memiliki efek melindungi kulit termasuk dari jerawat. Akan tetapi, terdapat kondisi tertentu di mana ketidakseimbangan hormon estrogen akan justru menyebabkan jerawat. Misalnya, selama siklus menstruasi atau selama kehamilan.

    Hormon Insulin dan IGF-1 (Insulin-like Growth Factor): Kadar hormon insulin yang tinggi biasanya diakibatkan konsumsi gula dan karbohidrat berlebihan. Kondisi ini dapat diperparah dengan resistansi insulin, yang akan meningkatkan lagi hormon insulin dan juga hormon androgen. Insulin juga mempengaruhi keseimbangan hormon lain, seperti IGF-1. Peningkatan kadar insulin dan IGF-1 akan merangsang kelenjar minyak sehingga memproduksi sebum secara berlebihan. IGF-1 juga mempengaruhi proliferasi sel-sel kulit, yang dapat menyebabkan sel-sel kulit mati tidak terangkat dengan baik dari permukaan kulit.

    Hormon Cortisol: Saat stress, kelenjar adrenal melepaskan hormon cortisol. Cortisol dapat merangsang kelenjar minyak dan meningkatkan sebum, sehingga menyumbat pori-pori dan meningkatkan jerawat. Hormon cortisol juga merangsang respon peradangan di kulit, yang dapat memperburuk jerawat dan memunculkan jerawat baru.

    Hormon Progesteron: Peningkatan hormon progesteron, terutama pada beberapa tahap siklus menstruasi atau selama kehamilan, dapat berkontribusi pada pengembangan jerawat.

    Penanganan Jerawat

    Beberapa langkah berikut adalah efektif dalam mencegah dan mengurangi jerawat:

    1. Rutin membersihkan kulit dengan sabun yang lembut untuk menghilangkan minyak dan kotoran.
    2. Hindari penggunaan scrub kasar yang dapat merusak kulit dan memperburuk kondisi jerawat.
    3. Hindari makanan dengan indeks glikemik tinggi, terutama gula, minuman bersoda, dan olahan tepung. 
    4. Kurangi gorengan atau makanan berlemak yang dapat menimbulkan jerawat pada beberapa orang tertentu.
    5. Hindari stress.
    6. Cuci rambut sebelum tidur. Rambut menyerap polusi dan minyak, yang dapat berpindah ke bantal lalu ke wajah. Hal ini dapat mempercepat pertumbuhan bakteri serta merangsang iritasi kulit.
    7. Hindari bantal, guling atau kasur lembab, serta sering mencuci sarung bantal dan guling.